Mengapa Tuan Putri dan Putra Mahkota berada di tempat ini?" tanya saudagar itu keheranan. Dongeng Puteri Niwer Gading dan Pangeran Amat Mude ini memiliki amanat ketika musibah terjadi janganlah sampai kita menyerah dan putus asa. Diperlukan kesabaran dan ketabahan dalam menjalani ujian kehidupan. Dan dengan bekerja keras kita akan bisa
Kisahputri duyung dan pangeran baik hati dapat diceritakan ke anak sebagai dongeng sebelum tidur nih. Cerita ini ditulis oleh purwaningsih dan berasal dari papua barat. Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri dan . Kisah putri duyung dan pangeran baik hati dapat diceritakan ke anak sebagai dongeng sebelum tidur nih. Kisah dongeng
Setiaphari, Ratu Gianna dan Pangeran Nino mengobrol dengan asyik. Namun, tubuh sang Pangeran terlalu cepat tumbuh. Belum ada seminggu, akuariumnnya sudah tak muat. Ratu pun meletakkannya pada sebuah kolam besar yang airnya sangat jernih. Terus Tumbuh dan Semakin Besar Namun, beberapa hari kemudian, Nino tak bisa berenang di kolamnya.
cash. Dongeng dari Ukraina. Beratus-ratus tahun yang lalu ada seorang raja dan ratu yang memiliki seorang putri yang sangat cantik. Kini sang putri sudah beranjak dewasa dan sudah saatnya untuk menikah. Raja mengadakan sayembara bahwa siapapun yang bisa mengambil cincin yang ada di jari manis sang putri tanpa ketahuan, boleh menikahi putri. Semua pemuda dari seluruh penjuru negeri memutar otak untuk bisa memenangkan sayembara, Namun sejauh ini belum ada yang bisa memikirkan bagaimana melepaskan cincin dari jari putri tanpa diketahui. Masalahnya putri tidak pernah jauh dari ayahnya. Kemanapun putri pergi, raja pasti menyertainya. Suatu hari seorang tukang bernama Fedko datang menemui raja. “Paduka, saya bisa mengambil cincin tuan putri,” katanya. “Lakukan! Dan putriku jadi milikmu!” kata raja. Lalu Fedko pergi menemui pamannya di desa. “Saya harus bisa mengambil cincin sang putri, tapi sepertinya sangat sulit karena putri selalu berada di dalam istana dan selalu dijaga ketat,” kata fedko. Paman Fedko berusaha menolong fedko. Dia berpikir dan berpikir. Lalu pada hari ketiga dia berkata kepada Fedko. “Kita harus membuat jam yang sangat besar sehingga kamu bisa masuk ke dalamnya. Lalu kau harus memainkan musik dengan serulingmu. Saat putri mendengarnya, dia pasti akan membeli jam ini.” Selama seminggu Fedko dan pamannya bekerja keras untuk membuat jam yang sangat besar. Setelah selesai paman Fedko mengunci Fedko di dalam jam tersebut, lalu membawanya ke alun-alun untuk dijual. Kebetulan saat itu di alun-alun sedang diadakan perayaan. Maka suasana disana pun sangat ramai. Raja dan putri pun datang ke acara tersebut. Saat mereka melewati tempat dimana jam berisi Fedko berada, putri mendengar tiupan seruling yang sangat merdu. “Wah merdu sekali suara seruling ini. Ayah, saya ingin jam itu,” kata putri. Raja lalu menukar jam besar itu dengan sekantung uang emas. Dan para pelayan membawa jam besar tersebut ke dalam kamar sang putri. Putri sangat senang sehingga dia duduk seharian di depan jam, dan menikmati alunan seruling Fedko. Saat putri tertidur, Fedko keluar dari jam dan mencuri cincin di jari putri lalu kembali masuk ke dalam jam. Esoknya Fedko kembali meniup serulingnya, tapi karena sudah kelelahan maka irama yang dimainkannya tidak semerdu kemarin, lalu beberapa saat kemudian Fedko berhenti meniup serulingnya. Putri bergegas menemui ayahnya. “Jamnya rusak ayah! Musiknya berhenti,” tangisnya “Aku akan memanggil penjualnya, dia pasti bisa memperbaikinya,” kata raja. Raja segera memanggil paman Fedko. Lalu paman Fedko membawa jam tersebut kembali ke rumahnya dan mengeluarkan Fedko dari dalamnya. Setelah memperbaiki jam tesebut sehingga tetap bisa mengeluarkan musik tanpa Fedko di dalamnya, paman Fedko mengantarkan kembali jam tersebut ke istana. Suatu hari raja menyadari bahwa cincin sang putri telah hilang. “Saya tidak tahu ayah, mungkin ada seseorang yang mencurinya,” kata putri. Raja segera menyuruh para pelayan menyebarkan pengumuman untuk mengundang orang yang telah berhasil mengambil cincin sang putri. Fedko segera datang ke istana dan menyerahkan cincin putri yang dicurinya. Raja menepati janjinya dan menikahkan Fedko dengan putri. Pesta besar-besaran pun digelar. Dan Itulah akhir dari cerita ini. SELESAI
Dongeng Putri Tiana dan Pangeran Kodok, The Princess and the Frog Disney - Inilah dongeng putri Tiana dan pangeran kodok dari film Disney The Princess and the Frog. Alkish hiduplah seorang gadis muda bernama Tiana. Tiana tinggal di sebuah rumah kecil yang nyaman di New Orleans. Dia dan ayahnya suka memasak bersama. Mereka membuat gumbo terbaik di kota! Mereka memiliki impian untuk membuka restoran keluarga suatu hari nanti. Jadi suatu malam, Tiana membuat sebuah permintaan kepada bintang malam agar impian mereka dapat terwujud. Seiring Tiana tumbuh dewasa, dia tidak pernah berhenti berharap untuk memiliki restorannya sendiri. Tiana tahu bahwa berharap saja tidak cukup. Dia bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Namun hal itu membuatnya tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang – atau untuk cinta. Suatu hari, teman Tiana, Charlotte, meminta Tiana untuk membuat beignet panggangnya yang terkenal. Charlotte membuat pesta topeng untuk seorang pangeran bernama Naveen. Dengan uang yang didapat dari pembuatan beignet, Tiana semakin dekat untuk dapat mewujudkan impiannya memiliki restaurant sendiri.
Seorang Tuan Putri berdiri di bawah rintik air langit, matanya menerawang jauh ke dalam hutan, ia tak beranjak meski hujan semakin deras. Dedaunan bergoyang mengikuti tiupan angin kencang, mungkin sebentar lagi akan ada topan, namun tak sedikitpun terlihat gerakan yang ia tunjukkan. Ada apa gerangan? Pada saat yang sama dari dalam hutan Pangeran Marco muncul bersama rombongan berkuda kerajaan, seekor kijang dengan panah menancap memberitakan akan keberhasilan berburu siang ini. Dimana kali kedua Raja Mulia mengijinkan anaknya untuk berburu. Usia 17 tahun dianggap cukup dewasa untuk membawa sendiri regu berburu kerajaan ke dalam hutan. Pengalaman pertama Pangeran yaitu berhasil membawa dua ekor kelinci selama seharian, kini pulang dengan seekor kijang pasti akan semakin membuat ayahandanya bangga. Senyum Pangeran terus mengembang meski rintik hujan membasahi bajunya juga baju semua regu berburu yang berjumlah sepuluh orang yang sedari tadi regu berburu tak henti memuji kepiawaian Putra Mahkota dalam memanah. Derap langkah kuda bergemuruh menggoncang seisi hutan, burung-burung kecil beterbangan saat regu berburu kerajaan melewati wilayah mereka, hewan-hewan lainnya bersembunyi di balik pepohonan besar menghindar dari sasaran panah sang pangeran. Tiba-tiba Pangeran berhenti mendadak saat dihadapannya kini berdiri seorang putri kerajaan, sendirian, membiarkan air hujan membasahi seluruh tubuhnya. Ia mengitari tuan putri tersebut dengan heran. Benarkah berita yang selama ini beredar, bahwa ada seorang tuan putri kerajaan yang membeku jika ia menyentuh air hujan? Walaupun bukti tersaji di depan mata toh hal ini masih sulit untuk dipercaya. Kasihan sekali dia, gumam Sang Pangeran. Parasnya ayu, jika dilihat dari posisi terakhir sebelum membeku menunjukkan bahwa perilakunya anggun. Pangeran tahu itu dan seketika jantungnya berdetak tak menentu saat melihat kedua mata tuan putri yang terbuka, bola matanya berwarna biru bak berlian dari lautan dalam. Namun, mengapa tatapannya menyiratkan kesedihan? “Pangeran... nampaknya hujan semakin deras, sebaiknya segera kita kembali ke istana,” salah satu pengawal menyadarkannya dari terkaan-terkaan tentang tuan putri. “Pengawal, apa kau tahu kenapa tuan putri nan cantik jelita ini mendapatkan kepedihan yang memilukan?” “Maaf Pangeran, tuan putri ini mendapatkan kutukan akibat perbuatannya” “Kutukan? Perbuatan seperti apa yang kau maksud wahai pengawal?” “Tuan putri ini sungguh buruk perangainya, ia mencela hujan hingga langit memberikan kutukan. Halilintar akan mengelegar lalu kilat menyambar sebagai tanda kemarahan dan petir merubah tuan putri, menjadikannya seolah patung” “Tapi pengawal, apa yang telah dilakukan tuan putri?” “Maaf Pangeran, saya kurang paham. Sebaiknya nanti Pangeran tanyakan langsung kepada Paduka Raja. Saatnya kembali ke istana. Silahkan Pangeran” “Bagaimana dengan tuan putri ini?” “Ia akan kembali seperti sedia kala saat hujan reda. Jangan mengkhawatirkannya, kumohon khawatirkan saja kesehatan Pangeran, hujan semakin deras” Pangeran Marco turun dari kuda, membungkuk di hadapan tuan putri memberi hormat kerajaan sebelum dengan berat hati meninggalkannya sendirian di tepi hutan, dimana hewan buas bebas berkeliaran. Semoga tidak terjadi apa-apa padamu tuan putri, lirih Pangeran berdoa dalam hati. Sepeninggal Pangeran dan regu berburu kerajaan, Tuan Putri menitikkan air mata. Tetesan hangat itu membelah pipinya yang membiru kedinginan. Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya ia rasakan. Cerita akan berlanjut di masa yang akan datang.... LiarkanImajinasi Tulisyangbaiksaja
dongeng tuan putri dan pangeran